LITERASI, INKLUSI, FINTECH DAN MINAT BERZAKAT (Kepatuhan Agama Sebagai Moderate)

Buku “LITERASI, INKLUSI, FINTECH DAN MINAT BERZAKAT (Kepatuhan Agama Sebagai Moderate)”, akhirnya terbit. Penulisan buku ini sebagai bagian dari aplikasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan tentunya bacaan bagi para peminat literasi dan inklusi keuangan terutama pihak Otoritas Jasa Keuangan, Perbankan, Pemerintah, dan stakehoder lainnya. Buku ini lahir dari kegelisahan akademik terkait niat, sikap, perilaku dan cara masyarakat dalam membayar zakat. Kemudian penulis korelasikan dengan isu yang lagi tren dan selalu dibahas dalam forum-forum nasional maupun internasional, yakni; Literasi keuangan, inklusi keuangan, dan teknologi keuangan yang penulis singkat menjadi LET Finansial dan penulis juga melakukan pengujian dengan menggunakan variabel moderate. Olehnya itu, penulis merasa untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan dari LET Finansial, maka

kepatuhan beragama menjadi penting sebagai variabel moderate-nya. Untuk menyelesaikan buku ini, penulis bagi dalam beberapa bab, diantaranya; Bab I merupakan bab pembuka yang akan mengkaji persoalan LiterasiKeuangan; Fakta dan Fenomena, dimana ada 5 topik yang akan dibahas yakni; Pentingnya literasi keuangan, fakta dan fenomena literasi keuangan, literasi dan inklusi keuangan; bukti di indonesia, financial technology; fenomena global, zakat dan kepatuhan beragama. Selanjutnya Bab II lebih fokus pada Literasi Keuangan; Konsep, Teori & Kasus. Dilanjutkan dengan Bab III membahas persoalan Inklusi Keuangan, dimana pokok bahasan difokuskan pada asal mula inklusi keuangan; Berikut Bab IV Apa itu Teknologi Keuangan; Bab V Minat & Kepatuhan Berzakat; Pada Bab VI memuat contoh kasus dari ide literasi keuangan inklusi, teknologi keuangan terhadap minat berzakat masyarakat dengan menggunakan variabel moderate yakni kepatuhan beragama. Sementara pada bab VII merupakan bab profil dari objek studi. Keseluruhan bahasan ditutup dengan Bab Penutup yang merupakan intisari dari keseluruhan Bab dan juga memuat pokok pikiran sebagai bahan masukan bagi pemerintah.