Buku berjudul “ Inklusi Keuangan Masyarakat Maritim ” adalah buah perenungan akan kondisi kemiskinan yang terjadi pada masyarakat nelayan di Pesisir Pulau Ambon bagian barat atau tepatnya di sepanjang Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah. Indonesia merupakan salah satu negara poros maritim terbesar di dunia. Tujuan dari poros maritim adalah agar Indonesia berkembang menjadi negara maritim yang kuat, otonom, dan canggih yang dapat meningkatkan keamanan dan perdamaian regional dan global sekaligus juga melayani kepentingannya sendiri. Dilain sisi, Indonesia juga negara kepulauan, dan perairannya merupakan sumber daya terbesar dan kekuatan pendorong terlaksananya pertumbuhan ekonomi nasional. Lautan di Indonesia merupakan rumah bagi keanekaragaman hayati yang tinggi yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahter aan manusia. Berbagai potensi sumber daya yang tersimpan di perairan dapat dimanfaatkan untuk pembangunan nasional dan mempunyai nilai ekonomi yang sangat besar. Namun, kesejahteraan dilihat tidak hanya disebabkan oleh potensi sumber daya kelautan, namun juga oleh kondisi masyarakat maritim yang tinggal di pesisir laut. Potensi kelautan Indonesia, yang meliputi perairan seluas 5,7 juta kilometer persegi, bernilai US$ 1,2 triliun per tahun. Sebanyak 90% dari mereka yang bekerja di industri perikanan adalah nelayan, menurut data BPS. Sungguh ironis bahwa meskipun industri perikanan memiliki potensi yang sangat besar, namun hanya sedikit yang mengetahui kesejahteraan nelayan. Faktanya, salah satu pekerjaan termiskin di Indonesia adalah nelayan. Inklusi keuangan nelayan juga tertinggal dibandingkan petani dan pekerjaan lainnya. Banyak masyarakat maritim yang tidak memiliki akses terhadap layanan jasa keuangan, sehingga mereka digolongkan sebagai individu yang tidak mempunyai rekening bank. Perhatian bank untuk masyarakat pesisir dirasa masih kurang, padahal akses terhadap layanan keuangan sangat penting karena dapat mengurangi tingkat kemiskinan. Masyarakat maritim dapat mengatur keuangan mereka secara lebih efektif dengan menggunakan produk dan layanan keuangan untuk menabung, mendukung usaha bisnis, berinvestasi, dan menjaga aset dan kehidupan mereka ketika mereka memiliki akses yang mudah terhadap pembiayaan. Olehnya itu kehadiran buku ini menjadi penting sebagai bagian dari kontribusi akademik dalam mengangkat harkat dan martabat masyarakat maritim yang terpinggirkan dari dari layanan jasa lembaga keuangan formal. Sejumlah topik yang berkaitan dengan inklusi keuangan masyarakat maritim akan dibahas dalam buku ini, diantaranya; pada Bab pertama membahas tentang asal mula inklusi keuangan, tujuan inklusi keuangan, sasaran inklusi keuangan. Bab kedua, perkembangan inklusi keuangan Indonesia. Bab ketiga kondisi masyarakat maritim di Indonesia. Bab keempat tentang kontribusi masyarakat maritim terhadap pertumbuhan ekonomi. Bab kelima tentang kemiskinan masyarakat maritim. Bab keenam Inklusi keuangan masyarakat maritim. Bab ketujuh penutup.